Rabu, 18 Desember 2013

Aku dan tuan mudaku, suara antara hidup dan mimpi

Aroma mawar di dalam angin
membuat lamunanku buyar ...

lamunan yang tidak pernah ada sebelumnya

Tuan muda ku terlarut bersama pikirannya dia sedang membuat pedang dari kayu Tirgia
pedang tersebut akan digunakan untuk kelas tak tik perang
dia menghaluskan kayu tersebut dengan menyayat permukaan kayu secara tipis dan halus
warna kayu tirgia yang kuning terlihat indah ...

pedang itu terlihat sngat nyata
aku sama sekali tidak tertarik dengan semangat tuan mudaku hari ini
ternyata angin  tidak hanya membawa aroma mawar dari kebun sang Ratu
tetapi juga membawa suara petikan harpa tuan muda bermata hijau ...

aku .... merasakannya ... pelan-pelan seperti rasa asam bunga Arunus yang dimasak bersama ikan laut
tidak ada yang bisa menemukan bunga itu dalam masakan karena digiling halus bersama bumbu yang lain
rasa asamnya pelan-pelan ... meresap sampai ketulang ikan

itulah yang kurasa saat mendengar alunan melodi-melodi harpa itu
aku tidak tahu dari mana sumber suara datang ... apakah dari bagian barat atau bagian timur istana
aku hanya merasakannya .... menari sangat pelan .... antara hidup dan mimpi

Tuan mudaku tidak pernah peka ...
dia terlalu sibuk dengan pedang kayu nya

aku menatapnya .... 

Selasa, 10 Desember 2013

Aku dan tuan bermata hijau II

Dengan malu - malu aku melangkah memasuki kamar tuan bermata hijau
kamarnya tidak besar ... tapi ditata dengan indah dan beberapa barang yang tidak pernah kulihat sebelumnya membuatku terpana

"duduklah ..."

aku langsung duduk diatas lantai
tuan bermata hijau terlihat heran ....

"duduklah diatas bangku itu ..."
"saya terbiasa begini tuan " aku menjawab sambil menunduk

lalu dia mulai memainkan harpanya ... harpa yang dibuat dari tulang ikan Gurburula ... warna putihnya seperti batu pualam
dan senar-senar perak itu bergetar menghasilkan irama yang cantik,mistik ....
aku tercengang ... aku menatap tangan tuan bermata hijau menari-nari bersama senar harpa ...
waktu bergerak dengan sangat pelan ... aku seperti dibawa ke dunia lain

ini sangat menenangkan ...
aku lupa ... aku adalah seorang budak ... 
aku seperti mabuk ..
aku tidak mau berhenti ...

Aku dan Tuan bermata hijau

Hari ini ... langit begitu gelap ...
dan udara dingin mengigit tulang ... aku menghitung jari ... aku pikir ini memang sudah saatnya 
musim dingin ... musim dingin yang kering

aku terus berjalan melewati lumut-lumut musim dingin
mengantar tuan mudaku kesekolah ilmu politik ... banyak buku yang harus kubawa

...

aku kembali untuk membereskan kamar tuan muda ...
mengganti bunga di dalam vas ...
dan mulai mengelap debu di semua buku ... tapi sayang aku tidak pernah tahu apa isi buku-buku itu
aku tidak bisa membaca ... 

aku mulai membalik halaman demi halaman
aku melihat gambar para dewa dan dewi ... aku melihat gambar pelangi
tapi aku tidak bisa mengerti ...

buummmmmmmmm ... sebuah guci jatuh dibelakangku membuatku takut dan terkejut
aku menoleh ... ternyata tuan bermata hijau dia melihatku tersenyum sambil meletakkan guci pada tempatnya
aku sangat takut ... aku gemetaran ... 

"ada yang bisa saya bantu tuan ?" aku bertanya dengan gemetar sambil menatap lantai 
"tidak ... tidak aku mengikuti aroma dupa cendana dan menemukanmu,apakah kamu yang menguping aku bermain musik tadi malam ?"
aku semakin gemetaran .....
"maaf kan saya tuan ... saya tidak akan mengulanginya lagi "
"apakah kau suka musik itu ?"
"iya ... "
"hahhahahahh ... kau boleh mendengarku kapanpun kau mau "
"tuan muda tidak mengizinkan saya " aku semakin menunduk
"kapan dia pulang ?"
"sebelum sang ratu menyulam tuan "
"itu waktu yang lama ... kalau begitu rapikan kamar tuan mudamu lalu temui aku "

dia berlalu ... aroma citrus yang segar memenuhi ruangan 

Minggu, 08 Desember 2013

Aku ... Menari dalam asap dupa

"Aku akan tidur beberapa menit lagi ... "
"baik tuan ... "

sebelum tuan muda tidur
aku diperintahkan untuk mengasapi kamarnya dengan asap dupa
asap yang berasal dari pembakaran kayu cendana,beberapa kuntum bunga lavender kering,kulit jeruk kasmir dan beberapa tetes minyak nilam
aku selalu melakukan ini sebelum tuan muda ku tidur
ini seperti sebuah kewajiban yang menyenangkan karena meracik ramuan yang menghasilkan banyak asap yang beraroma wangi  ...

aku bergegas ke ruang peralatan istana, sebuah ruang terpisah disebelah utara istana
aku melewati beberapa ruangan dan kebun mawar sang Ratu ....

suasana sangat gelap ... hanya beberapa cahaya bulan yang menyentuh  kulitku
aku masuk kedalam ruang peralatan istana mengambil tempat dupa dan beberapa bahan yang kuperlukan

aku meletakkan semua bahan di dalam tempat dupa
dan membakar kayu cendana ditempat yang terpisah ... aku menunggu cendana menjadi bara
aromanya membuatku tersenyum ...

setelah cendana menjadi bara ... aku meletakkan bara cendana diatas bahan-bahan tadi
pelan tapi pasti bunga lavender kering terbakar di dalam tempat dupa ... aromanya semakin harum
aku menutup tempat dupa dan berjalan kembali ke arah kamar tuan mudaku



aku melewati kamar tuan bermata hijau ...
sayup-sayup kudengar alunan musik berirama sendu
aku tidak bisa bergerak ... tepat di depan pintu kamar tuan bermata hijau ,aku seperti terhipnotis
alunan musik itu seperti melumpuhkan saraf-sarafku... .

asap dupa menari-nari mengeliling tubuhku bersama alunan musik
aku terpaku .......... aku bergerak tanpa sadar menari bersama asap dupa ...

"budak bodoh !!!!!!!!! apa yang kau lakukan disini !!!"

tuan muda menyeretku .... dari depan kamar tuan bermata hijau
dia menarik rambutku .....

dan alunan musik berhenti ...



Selasa, 05 November 2013

Aku dan Tuan Mudaku, mempertahankan keagungan ...

Sekarang semuanya berjalan seperti sedia kala
dan aku kembali melayani tuan mudaku seperti biasa ...
tuan muda menceritakan padaku bahwa pria bermata hijau itu adalah sepupunya yang sedarah
warna hijau itu didapatkan dari Ibunya,dia seorang wanita yang hidup di negara matahari terbenam ,,, diseberang laut Pasparaya.

Aku tidak mengerti tapi aku mengangguk saja

Hari demi hari berlalu aku mulai merasa bahwa tuan mudaku dengan sepupunya itu
saling acuh tak acuh ...bahkan mereka tidak pernah terlihat berbicara bersama

tuan bermata hijau itu ... terlalu sibuk sebagai dewa kesenian
bahkan dia tidak punya waktu untuk menghitung kelopak bunga
dia hanya terus memetik harpa ... melukis beberapa dara atau bermain dengan kucing hitamnya yang gemuk dan sombong

dan tuan mudaku terlalu sibuk sebagai dewa perang selanjutnya
dia terlalu sibuk menghitung ngka-angka dalam buku pajak negara
dia hanya terus melukis kaligrafi ... berlatih perang dan dilain waktu dia terlalu sibuk belajar ilmu politik
dan yang terakhir dia terlalu sibuk memaki seorang budak kecil yang kurus dan terlihat tanpa ekspresi .... dan itu adalah aku

malam ini keluarga kerajaan makan bersama
aku melihat mereka dibalik pintu dapur
aku melihat tuan mudaku duduk disamping tuan muda bermata hijau
mereka seperti makhluk yag sempurna
mereka tampan dan cerdas ...
tapi malam ini mereka begitu canggung dan kaku

mereka tidak pernah sedekat ini

mereka saling melihat tanpa minat satu sama lain
mereka canggung duduk bersebelahan
mereka mempertahankan keagungan dalam kesombongan bahasa tubuh


Senin, 04 November 2013

Aku dan Tuan Mudaku ... Kembali

Hari ini langit begitu hangat ...
dan hari ini genap 44 hari hukuman tuan mudaku
aku bergegas lari ke kamarnya
tapi aku tidak melihat apa-apa disana ... aku hanya melihat beberapa pelayan membereskan kamar tuan muda
kamarnya berdebu,berantakan,bau pengap dan beberapa perabot berjatuhan di lantai
aku bertanya pada pelayan yang sibuk membersihkan semua debu
apakah tuan melihat tuan muda ,,, dan dia menjawab dia sedang di aula

aku berlari ... kearah Aula
banyak anggota senat disana aku pikir ini terlalu pagi untuk memulai rapat membahas negara
matahari baru saja terbit ... embun-embun baru saja kering

tapi ini bukan rapat biasa
tunggu ... tunggu ... ini sama sekali bukan rapat
tapi tuan muda ....
iya dia bersujud ditengah aula menghadap tuan besar dan ratu
sambil mengakui semua kesalahan dan berjanji akan menjadi lebih baik dari sekarang
kulitnya sangat pucat ... badanya tidak tegap

aku lihat tuan bermata hijau juga disitu ... dia duduk disebelah penasehat istana
bajunya berbeda ... warnanya warna merah tua ... dia hanya melihat tuan muda tanpa minat
dia sangat dingin ... tapi mungkin itulah yang membuat dia dipuja oleh seluruh pelayana wanita istana dan putri dari 13 negara bagian ...

Matahari sudah hampir lurus dengan bumi
panasnya mulai menyengat ... beberapa anggota senat sudah mulai tidak nyaman dengan keadaan ini
mereka tidak lagi berdiri tegak dan bersemangat seperti pertama
tapi mereka patut bersyukur karena upacara ini akan berakhir beberapa menit lagi

akhirnya .... semua selesai
semua bubar ...

tuan muda berjalan kearahku , dia begitu hambar
dia menarik tanganku dan membawaku ke kolam di belakang istana
kolam luas yang dipenuhi oleh ikan dan bunga teratai

dia berbaring di tepi kolam
tersenyum ....
tanpa kata ....
dan aku duduk disampingnya ...


Sabtu, 23 Maret 2013

Berbisik pada pintu

Beberapa hari lagi hukuman tuan mudaku berakhir
negara kami kembali berputar ...
bahkan lebih cepat dari sebelumnya 
beberapa pemasukan tak terduga mengalir kedalam kas negara

Tuan bermata hijau itu adalah seniman muda ... kerabat kerajaan dari negeri yang memuja Matahari
dia bernyanyi dengan suara malaikat ... rasa penasaran negara-negara lain telah membuat pajak kami naik ke berapa titik

aku tidak mengerti ... 
aku berjalan kearah kamar tuan mudaku ...
melihat apakah kepala rumah tangga yang berlemak sudah mengantarkan makan siang ...
dan sepertinya jam makan siang sudah berakhir ...
aku datang dan duduk di depan pintu kamar tuan mudaku
duduk dan tak bergeming ... menunggu hukumannya berakhir

dulu saat hukuman tuan muda masih berumur beberapa hari
aku begitu gembira ... aku bisa berlari di padang rumput .... aku bisa tertawa-tawa ... aku bisa bermain mobil-mobilan .... aku bisa makan tanpa buru-buru ... aku bisa tidur siang ... aku bangun pagi sesukaku ...

tapi

seiring waktu berjalan ...
aku merasa ada yang kurang 
aku merasa ada yang hilang
aku merasa kosong
aku merasa jauh
aku merasa jenuh

dan sejak saat itu ketika jam makan siang selesai aku duduk di depan pintu kamar tuan mudaku
aku berbisik-bisik pada pintu menceritakan apa yang terjadi disekitar istana
seperti baju tukang kebun yang koyak ketika memetik beberapa mawar untuk menghias meja tuan besar
kucing hitam tuan bermata hijau yang anggun
seperti para gadis yang ingin berdansa dengan tuan bermata hijau
kepala rumah tangga yang berlemak bertengkar dengan penata rambut ratu 

 aku berharap dia mendengarku
selalu tak ada jawaban ... selalu tak ada respon ... aku seperti bocah gila yang berbisik pada pintu
tapi aku tidak pernah putus asa ... aku terus berbisik pada pintu sampai hukuman tuan mudaku berakhir


Jumat, 22 Maret 2013

Aku,hukuman untuk tuan muda dan tuan asing bermata hijau

Tuan Besar ... marah-marah dan mengecam pesta liar putri negara bagian
Tuan muda menjadi tahanan kamar selama 44 hari ...
tak ada pelayanan khusus ... makananya diantar oleh kepala rumah tangga
aku tidak diperbolehkan dekat ... 

Negara tetangga mempersulit keaadan ... mereka memperkirakan ... kami akan jatuh dalam kebejatan moral
tata krama tidak dipelajari oleh petinggi negeri kami ... mereka terlalu sibuk dengan pesta ... mereka terlalu banyak bersandiwara 

mendengar berita itu tuan besar mengamuk dan memaki-maki angin
dia telah melempar nampan berisi buah ke dalam arena perdebatan senat
dia telah membakar jubahnya sebagai aksi protes ...
semua diam tak bergeming
pesta kecil itu telah menghambat perputaran roda ekonomi
beberapa negara membatalkan perjanjian sepihak 

"kita harus mengalihkan perhatian mereka,ciptakan satu isu"
"bagaimana caranya yang mulia"
"masukan satu pesohor dunia ke negara kita,dan bentuk pemuja-pemuja di 13 negara"
"baik tuanku"

seminggu kemudian ...
ketika pohon-pohon di sepanjang jalan berubah warna
kusir pendiam ... membawa seorang pria dengan pakaian hitam halus dan dia mempunyai alis yang indah
tubuhnya tinggi ... dan mungkin dia beberapa tahun lebih tua dari tuan muda
berjalan seperti menari dalam angin ...
pelayan-pelayan wanita berkumpul,berbisik-bisik dan tersenyum
tanpa sengaja tuan tinggi itu menatapku ... mata kami bertatapan ...
ya tuhan ternyata dia terlahir cacat ... warna matanya aneh ... berwarna hijau seperti hutan ... tapi sangat indah
dia berlalu ...

aku mendekati kepala rumah tangga

"kenapa warna matanya hijau ? apakah dia terlahir cacat nyonya ?
"bodoh ... bodoh ... bodoh ... pikiranmu yang cacat ... dinegara mereka warna matanya beragam seperti warna laut,gurun,padang rumput atau batu ruby ... begitupun rambut mereka"
"ou begitu ya nyonya"
"pergi kau bocah bau ... huh"

aku menjauh ... aku tidak bau ... walaupun wajahku lusuh,walau warna bajuku sudah pudar ...aku selalu bersih
dan aku sama sekali tidak mengerti apa yang dikatakan oleh kepala rumah tangga berlemak itu
aku hanya tau tuan tinggi itu ... tidak cacat

...

pelayan-pelayan wanita sibuk berdandan ...
mereka ingin menarik perhatian tuan bermata hijau
bukannya malah cantik ...
warna-warna di pipi mereka terlihat seperti bekas penyiksaan

putri dan pangeran dari 13 negara  bagian juga penasaran ... negara kami sibuk membicarakan tamu agung ini




Kamis, 21 Maret 2013

Aku, tuan mudaku dan tarian tanpa akhir

" ikut aku ! "
" saya akan ganti baju "
" tak ada yang akan sesuai untukmu "

akupun mengikuti
baju berwarna gading itu terlihat begitu gagah dan cantik
pucat dan agung ...

tuan mudaku langsung masuk kedalam kereta yang ditarik oleh tujuh kuda putih
kereta melaju bersama irama roda dan sepatu-sepatu kuda
aku mengejar di belakang dengan kaki telanjang beberapa kerikil tajam cukup membuat kulit ariku merintih
perjalanan begitu jauh ... aku hanya menangis kesakitan
aku ingin berhenti tapi bagaimana nanti
tak ada pilihan , aku hanya bisa mengikuti

akhirnya kereta kencana itu berhenti disebuah istana yang sudah dihias dengan rumput yang merambat
rangkaian bunga begitu banyak ... beberapa kristal di letakkan diatas tempat yang tinggi
sehingga kristal-kristal itu memantulkan kembali cahaya bulan dalam berbagai warna

"kau tunggu disini"

tuan mudaku dan kusir yang pendiam itu masuk
nampak semua orang membungkukkan badan ... beberapa politisi penjilat menyambut tuan mudaku dalam keramahan yang dibuat-buat dalam euphoria sandiwara,

semua sudah masuk ...
hanya tinggal aku dan beberapa kereta kencana dari 13 negara bagian lain
aku duduk membersihkan darah dan bersandar pada roda belakang
...
setelah lewat tengah malam
pesta itu semakin riuh ... teriakan dan  tawa terbahak-bahak kerap terdengar
aku ingin melihat ..
aku mendekat ...
aku memanjat pagar ..
aku melihat mereka menari dalam gerakan kacau,menari diatas meja,,
kulihat tuan mudaku menari-nari dalam irama yang berlawanan,dalam pengaruh alam bawah sadar
...
mereka terjatuh diatas tanah dan tertidur
sedangkan yang lain tertawa-tawa linglung
tuan mudaku terus menari ... terus menari ... terus menari .., dia melihat ke barat lalu ke timur
lalu dia berputar dalam tarian yang bodoh ... dia tidak mau berhenti ...

dengan sigap dewi malam ... melintasi bumi ... kereta peraknya terus melesat kebarat
tuan mudaku terus menari ... kulitnya telah dicumbu matahari
aku melompat dari pagar dan berlari kearahnya ... dengan sigap aku menangkap tariannya dalam pelukan kecilku

"tuan harus pulang ini sudah pagi"
"aku ingin menari ....."

dalam kesadaran yang jauh tuan mudaku mengikuti ajakanku ...
aku memapahnya kedalam kereta kuda ...
dia memelukku ... aromanya sangat harum ...

akupun membangunkan kusir pendiam
tanpa banyak tanya ... dia langsung membenarkan keadaan
tuan mudaku tidak bisa mengendalikan tubuhnya
atas alasan itu ... aku diperbolehkan untuk ikut serta ...

kami pun kembali menelusuri jalan yang sama


Rabu, 20 Maret 2013

Aku,tuan mudaku dan aroma bunga jeruk

Aroma kelopak mawar hutan ini memenuhi udara
aromanya seperti kabut tipis ...
pelan-pelan aku mencabut kelopaknya satu-satu untuk sebuah kesempurnaan bentuk
sudah tak terhitung lagi berapa kali jariku tertusuk durinya ...

kelopak-kelopak tersebut aku taburkan kedalam bak mandi yang sudah di isi dengan susu kambing gunung oleh pelayan yang lain ...
dan beberapa potong jeruk manis yang berwarna matahari ...
aku mendapat tugas akhir ... mencampurkan kelopak mawar dan menyalakan beberapa lilin beraroma padang rumput ...


tiba-tiba tuan mudaku masuk ...
tanpa sehelai benangpun ... tanpa warna-warna yang menandakan kebesaran
tanpa  tenunan-tenunan emas yang menghiasi bahunya
dia masuk kedalam bak mandi sebagai seorang pria muda
kelopak mawar hutan menyergap sisi maskulinnya ... dia terlihat nyaman dan kehadiranku tidak mengusik kelelakiannya

"haruskah saya keluar tuan ?"
"nyalakan beberapa lilin lagi dan taburi garam timur itu kemari"

aku menyalakan beberapa lilin lagi
dan mulai menaburi garam timur kedalam bak mandi perlahan-lahan
aku hanya menatap lantai ... menunduk pilu
aku tak punya darah menatap dunia ... aku masih anak-anak ... aku hanya budak ... ini terlalu indah untukku

tuan mudaku tertidur ...
tubuh sempurnanya telah menyatu dalam ramuan beraroma menggoda

aku buru-buru keluar dari kamar mandi ...
aku duduk didepan pintu kamar mandi seolah seperti penjaga ...
aku mengeluarkan beberapa kuntum bunga jeruk yang kusimpan di balik lipatan pinggang celanaku
aku menciumnya ... aku mencoba mencari ketenanganku sendiri ... aroma bunga jeruk membuat letihku hilang

aroma bunga jeruk ... seperti tinta penuh warna yang dituang kedalam cairan pikiran



Jumat, 08 Maret 2013

Aku, tuan mudaku dan baju berwarna gading

Pagi ini beberapa embun terlihat lebih berkilau
aroma pagipun terasa lebih basah ...
Matahari terasa hangat menyentuh kulitku yang lusuh
ini seperti energi ...

embun yang berkilauan diatas daun anggur nampak seperti berlian
aku terlarut dalam kekaguman sederhanaku
Pagi terasa seperti sahabat ..
dia seperti sebuah senyuman hangat
dia seperti ... seperti ... seperti cerita happy ending
atau seperti sebuah klimaks
aku sangat menyukai pagi
aku menikmatinya ,menikmatinya dengan kesederhanaanku


Dengan suara keras Tuan mudaku memanggilku dengan nama yang buruk,,
dia mengacaukan ritme pagi yang mellow ...
aku berlari spontan kearah kekasarannya tanpa menunggu dia berteriak dua kali

Aku terengah-engah ...
kulihat dia sibuk memilih beberapa baju untuk dipakainya ke pesta seorang putri negara bagian
tuan mudaku berdiskusi dengan seorang penjahit yang berpengalaman di kota kami
tapi hasilnya tidak membuat tuan mudaku berubah cerah ...

Mereka memanggilku seperti sebuah paduan suara yang riuh
tuan mudaku meminta pendapatku ...
baju kebanggaannya telah disebar keseluruh tempat tidur ... baju-baju maskulin yang indah
semuanya sempurna ... semua tak ada cela

Aku ketakutan ... tuan mudaku bisa mengamuk ketika aku salah
dia bisa membakar tanganku ketika aku berbeda dengannya
tapi tanpa memilihpun dia mungkin akan menampar pipiku

Aku bergerak dengan bingung,tanpa sengaja aku menyentuh sebuah baju 
dengan sigap penjahit itu mengambil baju tersebut dan meminta pendapat tuan mudaku
dia memegang ... meraba ... dan memeriksa beberapa bagian
itu seperti yang baju pertama kali dilihatnya 
dia tersenyum ...
aku takut ...
dia mendekat 
aku menunduk

"terima kasih budak kecil ... aku akan memakai ini"

tuan mudaku beranjak dengan baju berwarna gading pilihanku  tidak banyak ornamen di baju itu
warnanya memberi tahu kalau dia bukan "biasa"