dan udara dingin mengigit tulang ... aku menghitung jari ... aku pikir ini memang sudah saatnya
musim dingin ... musim dingin yang kering
aku terus berjalan melewati lumut-lumut musim dingin
mengantar tuan mudaku kesekolah ilmu politik ... banyak buku yang harus kubawa
...
aku kembali untuk membereskan kamar tuan muda ...
mengganti bunga di dalam vas ...
dan mulai mengelap debu di semua buku ... tapi sayang aku tidak pernah tahu apa isi buku-buku itu
aku tidak bisa membaca ...
aku mulai membalik halaman demi halaman
aku melihat gambar para dewa dan dewi ... aku melihat gambar pelangi
tapi aku tidak bisa mengerti ...
buummmmmmmmm ... sebuah guci jatuh dibelakangku membuatku takut dan terkejut
aku menoleh ... ternyata tuan bermata hijau dia melihatku tersenyum sambil meletakkan guci pada tempatnya
aku sangat takut ... aku gemetaran ...
"ada yang bisa saya bantu tuan ?" aku bertanya dengan gemetar sambil menatap lantai
"tidak ... tidak aku mengikuti aroma dupa cendana dan menemukanmu,apakah kamu yang menguping aku bermain musik tadi malam ?"
aku semakin gemetaran .....
"maaf kan saya tuan ... saya tidak akan mengulanginya lagi "
"apakah kau suka musik itu ?"
"apakah kau suka musik itu ?"
"iya ... "
"hahhahahahh ... kau boleh mendengarku kapanpun kau mau "
"tuan muda tidak mengizinkan saya " aku semakin menunduk
"kapan dia pulang ?"
"sebelum sang ratu menyulam tuan "
"itu waktu yang lama ... kalau begitu rapikan kamar tuan mudamu lalu temui aku "
dia berlalu ... aroma citrus yang segar memenuhi ruangan
"sebelum sang ratu menyulam tuan "
"itu waktu yang lama ... kalau begitu rapikan kamar tuan mudamu lalu temui aku "
dia berlalu ... aroma citrus yang segar memenuhi ruangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar