Sabtu, 23 Maret 2013

Berbisik pada pintu

Beberapa hari lagi hukuman tuan mudaku berakhir
negara kami kembali berputar ...
bahkan lebih cepat dari sebelumnya 
beberapa pemasukan tak terduga mengalir kedalam kas negara

Tuan bermata hijau itu adalah seniman muda ... kerabat kerajaan dari negeri yang memuja Matahari
dia bernyanyi dengan suara malaikat ... rasa penasaran negara-negara lain telah membuat pajak kami naik ke berapa titik

aku tidak mengerti ... 
aku berjalan kearah kamar tuan mudaku ...
melihat apakah kepala rumah tangga yang berlemak sudah mengantarkan makan siang ...
dan sepertinya jam makan siang sudah berakhir ...
aku datang dan duduk di depan pintu kamar tuan mudaku
duduk dan tak bergeming ... menunggu hukumannya berakhir

dulu saat hukuman tuan muda masih berumur beberapa hari
aku begitu gembira ... aku bisa berlari di padang rumput .... aku bisa tertawa-tawa ... aku bisa bermain mobil-mobilan .... aku bisa makan tanpa buru-buru ... aku bisa tidur siang ... aku bangun pagi sesukaku ...

tapi

seiring waktu berjalan ...
aku merasa ada yang kurang 
aku merasa ada yang hilang
aku merasa kosong
aku merasa jauh
aku merasa jenuh

dan sejak saat itu ketika jam makan siang selesai aku duduk di depan pintu kamar tuan mudaku
aku berbisik-bisik pada pintu menceritakan apa yang terjadi disekitar istana
seperti baju tukang kebun yang koyak ketika memetik beberapa mawar untuk menghias meja tuan besar
kucing hitam tuan bermata hijau yang anggun
seperti para gadis yang ingin berdansa dengan tuan bermata hijau
kepala rumah tangga yang berlemak bertengkar dengan penata rambut ratu 

 aku berharap dia mendengarku
selalu tak ada jawaban ... selalu tak ada respon ... aku seperti bocah gila yang berbisik pada pintu
tapi aku tidak pernah putus asa ... aku terus berbisik pada pintu sampai hukuman tuan mudaku berakhir


Jumat, 22 Maret 2013

Aku,hukuman untuk tuan muda dan tuan asing bermata hijau

Tuan Besar ... marah-marah dan mengecam pesta liar putri negara bagian
Tuan muda menjadi tahanan kamar selama 44 hari ...
tak ada pelayanan khusus ... makananya diantar oleh kepala rumah tangga
aku tidak diperbolehkan dekat ... 

Negara tetangga mempersulit keaadan ... mereka memperkirakan ... kami akan jatuh dalam kebejatan moral
tata krama tidak dipelajari oleh petinggi negeri kami ... mereka terlalu sibuk dengan pesta ... mereka terlalu banyak bersandiwara 

mendengar berita itu tuan besar mengamuk dan memaki-maki angin
dia telah melempar nampan berisi buah ke dalam arena perdebatan senat
dia telah membakar jubahnya sebagai aksi protes ...
semua diam tak bergeming
pesta kecil itu telah menghambat perputaran roda ekonomi
beberapa negara membatalkan perjanjian sepihak 

"kita harus mengalihkan perhatian mereka,ciptakan satu isu"
"bagaimana caranya yang mulia"
"masukan satu pesohor dunia ke negara kita,dan bentuk pemuja-pemuja di 13 negara"
"baik tuanku"

seminggu kemudian ...
ketika pohon-pohon di sepanjang jalan berubah warna
kusir pendiam ... membawa seorang pria dengan pakaian hitam halus dan dia mempunyai alis yang indah
tubuhnya tinggi ... dan mungkin dia beberapa tahun lebih tua dari tuan muda
berjalan seperti menari dalam angin ...
pelayan-pelayan wanita berkumpul,berbisik-bisik dan tersenyum
tanpa sengaja tuan tinggi itu menatapku ... mata kami bertatapan ...
ya tuhan ternyata dia terlahir cacat ... warna matanya aneh ... berwarna hijau seperti hutan ... tapi sangat indah
dia berlalu ...

aku mendekati kepala rumah tangga

"kenapa warna matanya hijau ? apakah dia terlahir cacat nyonya ?
"bodoh ... bodoh ... bodoh ... pikiranmu yang cacat ... dinegara mereka warna matanya beragam seperti warna laut,gurun,padang rumput atau batu ruby ... begitupun rambut mereka"
"ou begitu ya nyonya"
"pergi kau bocah bau ... huh"

aku menjauh ... aku tidak bau ... walaupun wajahku lusuh,walau warna bajuku sudah pudar ...aku selalu bersih
dan aku sama sekali tidak mengerti apa yang dikatakan oleh kepala rumah tangga berlemak itu
aku hanya tau tuan tinggi itu ... tidak cacat

...

pelayan-pelayan wanita sibuk berdandan ...
mereka ingin menarik perhatian tuan bermata hijau
bukannya malah cantik ...
warna-warna di pipi mereka terlihat seperti bekas penyiksaan

putri dan pangeran dari 13 negara  bagian juga penasaran ... negara kami sibuk membicarakan tamu agung ini




Kamis, 21 Maret 2013

Aku, tuan mudaku dan tarian tanpa akhir

" ikut aku ! "
" saya akan ganti baju "
" tak ada yang akan sesuai untukmu "

akupun mengikuti
baju berwarna gading itu terlihat begitu gagah dan cantik
pucat dan agung ...

tuan mudaku langsung masuk kedalam kereta yang ditarik oleh tujuh kuda putih
kereta melaju bersama irama roda dan sepatu-sepatu kuda
aku mengejar di belakang dengan kaki telanjang beberapa kerikil tajam cukup membuat kulit ariku merintih
perjalanan begitu jauh ... aku hanya menangis kesakitan
aku ingin berhenti tapi bagaimana nanti
tak ada pilihan , aku hanya bisa mengikuti

akhirnya kereta kencana itu berhenti disebuah istana yang sudah dihias dengan rumput yang merambat
rangkaian bunga begitu banyak ... beberapa kristal di letakkan diatas tempat yang tinggi
sehingga kristal-kristal itu memantulkan kembali cahaya bulan dalam berbagai warna

"kau tunggu disini"

tuan mudaku dan kusir yang pendiam itu masuk
nampak semua orang membungkukkan badan ... beberapa politisi penjilat menyambut tuan mudaku dalam keramahan yang dibuat-buat dalam euphoria sandiwara,

semua sudah masuk ...
hanya tinggal aku dan beberapa kereta kencana dari 13 negara bagian lain
aku duduk membersihkan darah dan bersandar pada roda belakang
...
setelah lewat tengah malam
pesta itu semakin riuh ... teriakan dan  tawa terbahak-bahak kerap terdengar
aku ingin melihat ..
aku mendekat ...
aku memanjat pagar ..
aku melihat mereka menari dalam gerakan kacau,menari diatas meja,,
kulihat tuan mudaku menari-nari dalam irama yang berlawanan,dalam pengaruh alam bawah sadar
...
mereka terjatuh diatas tanah dan tertidur
sedangkan yang lain tertawa-tawa linglung
tuan mudaku terus menari ... terus menari ... terus menari .., dia melihat ke barat lalu ke timur
lalu dia berputar dalam tarian yang bodoh ... dia tidak mau berhenti ...

dengan sigap dewi malam ... melintasi bumi ... kereta peraknya terus melesat kebarat
tuan mudaku terus menari ... kulitnya telah dicumbu matahari
aku melompat dari pagar dan berlari kearahnya ... dengan sigap aku menangkap tariannya dalam pelukan kecilku

"tuan harus pulang ini sudah pagi"
"aku ingin menari ....."

dalam kesadaran yang jauh tuan mudaku mengikuti ajakanku ...
aku memapahnya kedalam kereta kuda ...
dia memelukku ... aromanya sangat harum ...

akupun membangunkan kusir pendiam
tanpa banyak tanya ... dia langsung membenarkan keadaan
tuan mudaku tidak bisa mengendalikan tubuhnya
atas alasan itu ... aku diperbolehkan untuk ikut serta ...

kami pun kembali menelusuri jalan yang sama


Rabu, 20 Maret 2013

Aku,tuan mudaku dan aroma bunga jeruk

Aroma kelopak mawar hutan ini memenuhi udara
aromanya seperti kabut tipis ...
pelan-pelan aku mencabut kelopaknya satu-satu untuk sebuah kesempurnaan bentuk
sudah tak terhitung lagi berapa kali jariku tertusuk durinya ...

kelopak-kelopak tersebut aku taburkan kedalam bak mandi yang sudah di isi dengan susu kambing gunung oleh pelayan yang lain ...
dan beberapa potong jeruk manis yang berwarna matahari ...
aku mendapat tugas akhir ... mencampurkan kelopak mawar dan menyalakan beberapa lilin beraroma padang rumput ...


tiba-tiba tuan mudaku masuk ...
tanpa sehelai benangpun ... tanpa warna-warna yang menandakan kebesaran
tanpa  tenunan-tenunan emas yang menghiasi bahunya
dia masuk kedalam bak mandi sebagai seorang pria muda
kelopak mawar hutan menyergap sisi maskulinnya ... dia terlihat nyaman dan kehadiranku tidak mengusik kelelakiannya

"haruskah saya keluar tuan ?"
"nyalakan beberapa lilin lagi dan taburi garam timur itu kemari"

aku menyalakan beberapa lilin lagi
dan mulai menaburi garam timur kedalam bak mandi perlahan-lahan
aku hanya menatap lantai ... menunduk pilu
aku tak punya darah menatap dunia ... aku masih anak-anak ... aku hanya budak ... ini terlalu indah untukku

tuan mudaku tertidur ...
tubuh sempurnanya telah menyatu dalam ramuan beraroma menggoda

aku buru-buru keluar dari kamar mandi ...
aku duduk didepan pintu kamar mandi seolah seperti penjaga ...
aku mengeluarkan beberapa kuntum bunga jeruk yang kusimpan di balik lipatan pinggang celanaku
aku menciumnya ... aku mencoba mencari ketenanganku sendiri ... aroma bunga jeruk membuat letihku hilang

aroma bunga jeruk ... seperti tinta penuh warna yang dituang kedalam cairan pikiran



Jumat, 08 Maret 2013

Aku, tuan mudaku dan baju berwarna gading

Pagi ini beberapa embun terlihat lebih berkilau
aroma pagipun terasa lebih basah ...
Matahari terasa hangat menyentuh kulitku yang lusuh
ini seperti energi ...

embun yang berkilauan diatas daun anggur nampak seperti berlian
aku terlarut dalam kekaguman sederhanaku
Pagi terasa seperti sahabat ..
dia seperti sebuah senyuman hangat
dia seperti ... seperti ... seperti cerita happy ending
atau seperti sebuah klimaks
aku sangat menyukai pagi
aku menikmatinya ,menikmatinya dengan kesederhanaanku


Dengan suara keras Tuan mudaku memanggilku dengan nama yang buruk,,
dia mengacaukan ritme pagi yang mellow ...
aku berlari spontan kearah kekasarannya tanpa menunggu dia berteriak dua kali

Aku terengah-engah ...
kulihat dia sibuk memilih beberapa baju untuk dipakainya ke pesta seorang putri negara bagian
tuan mudaku berdiskusi dengan seorang penjahit yang berpengalaman di kota kami
tapi hasilnya tidak membuat tuan mudaku berubah cerah ...

Mereka memanggilku seperti sebuah paduan suara yang riuh
tuan mudaku meminta pendapatku ...
baju kebanggaannya telah disebar keseluruh tempat tidur ... baju-baju maskulin yang indah
semuanya sempurna ... semua tak ada cela

Aku ketakutan ... tuan mudaku bisa mengamuk ketika aku salah
dia bisa membakar tanganku ketika aku berbeda dengannya
tapi tanpa memilihpun dia mungkin akan menampar pipiku

Aku bergerak dengan bingung,tanpa sengaja aku menyentuh sebuah baju 
dengan sigap penjahit itu mengambil baju tersebut dan meminta pendapat tuan mudaku
dia memegang ... meraba ... dan memeriksa beberapa bagian
itu seperti yang baju pertama kali dilihatnya 
dia tersenyum ...
aku takut ...
dia mendekat 
aku menunduk

"terima kasih budak kecil ... aku akan memakai ini"

tuan mudaku beranjak dengan baju berwarna gading pilihanku  tidak banyak ornamen di baju itu
warnanya memberi tahu kalau dia bukan "biasa"