Selasa, 09 Oktober 2012

Aku dan tuan mudaku berbisik pada bambu

Tuan mudaku berjalan sambil berceloteh akan ketampanannya, dan bagaimana dia bisa membuat para gadis gila hanya dengan satu senyuman ...
aku mencoba mendengar sambil membawa barangnya yang berat,,, sumpah demi Matahari aku tidak mengerti....

Kami berjalan ...
Aku pelayan ...

Pikiranku begitu sempit,karena aku masih sangat kecil
Aku terus berjalan di belakangnya ... memenuhi kebutuhannya

ketika dia disekolah aku berdiri menunggu di pintu gerbang
aku tidak bergerak ... aku hanya diam ... walau hujan datang ... walau panasku hilang
tetapi kadang-kadang aku sedikit bergerak mengikuti angin seperti Bambu
sedikit bergerak mencoba menangkap cahaya seperti Larva
sedikit bergerak mencoba mencari kenyamanan

Tuan mudaku memperlakukanku seperti batang bambu
Dia memutarku ke segala arah
menggerakkan naluriku yang tidak terasah
Dia angin yang harus kuikuti ...
Dia angin yang mengendalikan hidupku
Dia angin yang mempunyai harga mati

Tuan mudaku sering berbisik padaku ...
"Tetaplah terbang di sisiku"

aku selalu tidak menjawab ...
karena aku di didik untuk menerima

aku hanya bingung...
karena aku di didik untuk linglung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar