Selasa, 27 November 2012

Aku dan tuan mudaku menerjemahkan cahaya

hari ini badanku panas dan hidungku berdarah
darah terus mengalir ...
aku hanya menyekanya dengan lengan bajuku yang sudah lusuh seperti kulitku
aku sangat lelah
mataku tidak cerah
aku selalu salah arah
...
itu di mulai dari sebuah doa yang kupersembahkan untuk cahaya
itu hanya satu doa ... tapi telah menyakiti fisikku
aku hanya meminta "ya tuhan beri aku sayap"
hanya karena doa itu aku dihempaskan ke dinding kamar yang kasar
aku ditindih dengan kotak seukuran badan
aku bangkit dengan darah ...
aku tidak mengerti,dadaku terasa sesak ... sakit yang luar biasa
aku tidak pernah tahu cara minta tolong
...
tuan mudaku menamparku lalu beranjak dalam buaian dewi malam
dan aku duduk ditepi kamar ... sepi ... hitam ... sakit ...

...
pagi ini tuan mudaku harus mengumpulkan 7 embun pertama
untuk obat ayahnya ... embun yang harus dikumpulkan oleh putra mahkota
aku mengikutinya dengan semangat pagi yang lemah
aku membawa barang-barang dengan tertatih-tatih sambil sesekali menyeka darah
aku tidak punya pilihan ...
ini masih sangat pagi ... embun belum datang ... dewi malam meluncur pergi dengan keretanya yang berwarna perak
...
tuan mudaku berlari kearah barat ... dan mengambil embun pertama dari bunga bakung
dia menuangnya kedalam wadah emas berukir sebesar telapak tangan anak-anak dan mengucap satu mantra
yang dibunyikannya dengan sangat pelan ...
mantra itu menyatu dengan angin dan melewati badanku yang rapuh

Matahari mengintip dari arah timur
cahayanya seperti emas dan menyentuh bajuku yang tidak layak pakai
aku tersenyum ini sangat hangat dan nyaman
aku mencoba menyentuhnya ... meniup lembut ... bahkan bergerak diantara cahaya yang jatuh
aku tersenyum ...
tuan mudaku menghampiri dan berkata
"hentikan gerakan bodoh itu"
aku berhenti dengan cepat dan ketakutan
tetapi aku berdiri tepat dimana matahari dengan leluasa memandikanku
aku seperti bersinar ... cahaya ini seperti sebuah bahasa ...seperti kode rahasia
kulihat tuan mudaku buang muka dan berjalan membelakangi cahaya ....
aku menunduk dan menerjemahkan cahaya yang jatuh di setiap jejak langkah yang ditinggalkan tuan mudaku untukku

1 komentar: